BSI Bank Pembayar Zakat Terbesar di RI, Serahkan Rp787,5 Miliar Selama 4 Tahun

 

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI memperkuat posisi sebagai bank pembayar zakat terbesar di Indonesia. Sejak berdiri pada 2021 hingga 2024, jumlah zakat yang diserahkan BSI kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terus bertumbuh dengan total nilai mencapai Rp787,5 miliar.

Nilai tersebut terdiri atas penyerahan zakat dari BSI kepada BAZNAS sebesar Rp123,17 miliar pada 2021, kemudian naik menjadi Rp173,06 miliar pada 2022, meningkat menjadi Rp222,77 miliar pada 2023, dan naik lagi menjadi Rp268,5 miliar pada 2024.

Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta secara simbolis menyerahkan zakat kepada Ketua BAZNAS KH Noor Achmad, dalam acara pelaksanaan zakat bertajuk ‘Cahaya Zakat‘ di Istana Negara, Jakarta. Penyerahan zakat tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Bob mengatakan penyaluran zakat menjadi komitmen BSI sebagai institusi keuangan syariah untuk mengalokasikan 2,5 persen zakat dari perolehan laba operasional maupun zakat karyawan. Selain zakat perusahaan dan pegawai, BSI juga menyediakan platform all channel termasuk digital melalui BYOND by BSI salah satunya mempermudah pembayaran zakat nasabah.

“Alhamdullilah, peningkatan zakat sejalan dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan yang solid. Karena laba tumbuh double digit maka pembayaran zakat pun sejalan,” ujar Bob, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 28 Maret 2025.

Di sisi lain, dengan zakat pada 2024 yang mencapai Rp268,5 miliar, BSI memberi kontribusi lebih dari 50 persen dari target pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang ditargetkan oleh BAZNAS selama Ramadan 2025/1446 H. BAZNAS menargetkan pengumpulan ZIS pada Ramadan tahun ini Rp509,5 miliar, naik 18,4 persen dari tahun sebelumnya Rp430 miliar.

Presiden Prabowo menyampaikan berzakat merupakan upaya memperdalam rasa syukur dan terima kasih kepada Allah SWT atas segala karunia yang didapatkan. “Berzakat adalah cerminan sikap gotong royong dan upaya mengurangi ketimpangan sosial. Zakat adalah manifestasi keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan,” kata Presiden.

Presiden mengatakan zakat ke depan dapat mengentaskan kemiskinan ekstrem di Tanah Air. Sebab, potensi zakat nasional masih sangat besar yaitu Rp327 triliun. Sedangkan penerimaan tahun ini baru Rp41 triliun. Menurut perhitungan pemerintah, kemiskinan absolut dapat diatasi hanya dengan anggaran sekitar Rp30 triliun.

Ketua BAZNAS KH Noor Achmad menyampaikan pengaruh penyaluran zakat secara simbolis di Istana Negara sangat positif. Hal itu memacu pembayaran zakat dari masyarakat di seluruh Indonesia dengan pertumbuhan 30 persen hingga 40 persen per tahun.

Dia menekankan potensi zakat yang sangat besar, mencapai Rp327 triliun per tahun namun baru teroptimalisasi Rp41 triliun se-Indonesia oleh BAZNAS dan seluruh Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus terus dimaksimalkan.

“Alhamdulillah muzaki berkembang, pada 2023 mencapai 27 juta orang. Dan pada 2024 mencapai 28,1 juta orang. Artinya masyarakat Indonesia masyarakat luar biasa memiliki kepedulian menyisihkan sebagian hartanya untuk yang berhak menerima bantuan,” pungkasnya.

Dana zakat tersebut disalurkan BAZNAS ke beberapa sektor penting seperti ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Dia mengamini Presiden bahwa zakat perlu dioptimalkan melalui kementerian, lembaga, otoritas atau perusahaan negara. Dia mencontohkan zakat yang nilainya terbesar yang disalurkan oleh BSI.

“Alhamdulillah pula ada zakat terbesar diberikan oleh Bank Syariah Indonesia sebesar Rp268,5 miliar,” pungkasnya. (isl)

rel="Dofollow">>